Asal Mula Nama Minangkabau
— 3 November 2022 Komentar Dinonaktifkan pada Asal Mula Nama Minangkabau 1898Pendapat tentang asal-usul nama Minangkabau sangat beragam. Ada yang berasal dari cerita rakyat, yaitu pendapat yang berkembang dari mulut ke mulut. Ada pula berdasarkan yang tertuang dalam Tambo Alam Minangkabau.
Di samping itu, penelitian tentang penamaan Minangkabau ini telah dilakukan oleh para ahli, seperti ahli sejarah, antropolog, dan sosiolog. Berikut ini dijelaskan asal-usul nama Minangkabau menurut pendapat para ahli, berdasarkan isi tambo, dan secara etimologi yang berasal dari bahasa Sanskerta.
Menurut para Ahli
1. Prof. Dr. R.M. N.G. Poerbacaraka
Poerbacaraka berpendapat bahwa nama Minangkabau dikaitkan dengan prasasti yang terdapat di Palembang, yaitu Prasasti Kedukan Bukit. Dalam prasasti tersebut berbunyi Yang Dipertuankan Hyang Berangkat ke Minanga Tamwan menggunakan perahu membawa bala tentaranya.
Menurut Poerbacaraka, kata tamwan pada prasasti itu sama dengan bahasa Jawa Kuno yaitu temwan, bahasa Jawa sekarang ‘temon’, sedangkan dalam bahasa Indonesia ‘pertemuan’. Pertemuan yang dimaksud di sini ialah pertemuan Sungai Kampar Kiri dan Kampar Kanan.
Jadi, Poerbacaraka menyatakan bahwa nama Minangkabau berasal dari kata Minanga Tamwan. Masyarakat Sumatera Barat menyebutnya Minanga Kanwa dan lama kelamaan diucapkan Minangkabau.
2. Prof. Dr. Muhammad Hussein Nainar
Prof. Dr. Muhammad Hussein Nainar adalah seorang guru besar di Universitas Madras. Beliau berpendapat bahwa sebutan Minangkabau berasal dari Menon Khabu yang artinya ‘Tanah Pangkal’ atau ‘Tanah Permai’.
3. Prof. Vander Tuuk
Vander Tuuk berpendapat bahwa asal nama Minangkabau dari kata Pinang Khabu yang artinya ‘Tanah Asal’ atau ‘Tanah Pangkal’ atau ‘Tanah Leluhur’.
4. Sulthan Muhammad Zain
Menurut pendapatnya, nama Minangkabau berasal dari Binanga Kanwa yang artinya ‘Muara Kampar’. Keterangan ini bertambah kuat karena pada abad ke-13 Chaw Yu Kua pernah berkunjung ke Muara Kampar. Dari sana, ia menerangkan bahwa ia mendapati satu-satunya bandar yang paling permai di pusat Sumatera.
Menurut Tambo
Berdasarkan Tambo Pariangan yang menceritakan asal nama Minangkabau, diceritakan bahwa pada suatu waktu sebuah kerajaan asing datang demi melakukan penaklukan. Untuk mencegah pertumpahan darah, maka disepakati dengan mengadu kerbau sebagai penentuan kemenangan. Para pasukan asing menyediakan kerbau aduan yang besar dan kuat, di sisi lain masyarakat Minangkabau hanya menggunakan seekor anak kerbau yang sedang menyusui. Dalam pertempuran tersebut, anak kerbau mengira kerbau besar tersebut adalah induknya, berlari mencari susu di bagian perut kerbau lawan, sementara di tanduk kerbau yang kecil telah dipasang semacam pisau, lantas perut kerbau besar tersebut robek.
Dari kemenangan adu kerbau tersebut terinspirasi kata-kata “manang kabau” yang artinya ‘menang kerbau’. Lantas, mengapa tidak disebut “manang kabau” tetapi “Minangkabau”? Attubani (2012) menyatakan, hal itu disebabkan kemenangan tersebut lantaran anak kerbau memakai “minang” yaitu taji yang tajam dan runcing sehingga merobek perut lawannya.
Secara Etimologis
Yulfian Azrial (1995) menyatakan bahwa kata Minangkabau berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu kata mina kambwa yang artinya ‘negeri pilar naga’ atau ‘negeri pilar langit’ yang terdiri atas deretan gunung berapi.
Secara etimologis, kata mina dalam Bahasa Sanskerta berarti ‘naga’. Dalam kisah-kisah Hindu Kuno, istilah mina atau naga sering digambarkan sebagai simbol dari gugusan gunung berapi yang terdapat di pegunungan Bukit Barisan sekarang. Adapun kambwa atau skambwa, berati ‘pilar’ atau semacam tiang penyangga langit. Jadi, mina kambwa artinya tiang atau pilar penyangga langit yang terdiri atas gugusan gunung berapi.
Istilah Mina Kambwa ini sering disebut dalam mandala-mandala Hindu. Seperti dalam Shri Yantra dan Kalachakra Mandala, deretan gunung berapi di gugusan pegunungan bukit barisan ini sering disebut sebagai Gunung Meru atau Gunung Suci Sorga. Gunung yang terbesar dan tertinggi disebut Gunung Mahameru yang sering dilambangkan dengan piramida besar. Gunung ini, oleh sebagian besar ahli, diduga adalah Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 11.600 SM.
sumber : sumbarfokus.com